Sebagai seorang maniak adaptasi karya bertemakan "kaiju", mendengar keputusan Toho yang dengan pede ingin mengangkat anak emas ataupun franchise kebanggaannya yakni "Godzilla" menjadi sebuah anime sontak membuat gue sumringah kegirangan namun juga was-was di saat yang bersamaan. Mengingat adaptasi trilogi animenya tempo lalu yang bisa dibilang kurang meninggalkan kesan bagi sebagian besar fans. Berkaca dari hal tersebut, nampaknya Toho menjadikannya sebuah challenge dengan niatnya yang kembali mengadaptasikan "Godzilla" ke dalam format anime. Tak sendiri, lantas seperti apa Godzilla Singular Point yang digarap bersama studio Bones serta Orange? Apa yang membuat adaptasi anime kali ini berbeda dengan trilogi sebelumnya?
Bicara alur, dengan rating pg 14 yang tersemat bisa dibilang Singular Point memiliki storyline cukup kompleks serta rumit untuk diikuti ... setidaknya bagi para anak-anak yang memang berniat menonton. Mengingat arah dialog yang terpatri pada keseluruhan episodenya juga sarat akan unsur ilmiah, seperti penjelasan tentang bagaimana para monster ini muncul, dsb.
Nilai jual sebenarnya ada pada elemen klasik yang berhasil disematkan dengan baik pada adaptasi anime kali ini, Kan Sawada selaku lead composer sukses memberi dorongan-dorongan soundtrack yang mampu mengiringi pertarungan dari para monster secara imersif. Kudos juga untuk 2 studio baik Bones maupun Orange yang berhasil mere-design para kaiju ini namun tidak mengendurkan intensitas kengeriannya. Tak tertinggal, sajian pertarungan para monster yang berukuran masif berhasil dikemas secara top notch.
Best part? Momen kemunculan Godzilla yang diikuti dengan iringan klasik Sawada membuat Singular Point kian sempurna ... Aura kengerian Godzilla yang dibawakan Toho dengan cerdik teramplifikasi secara solid melalui latar Tokyo yang tertampil hancur lebur.
By far, Singular Point tak hanya sekadar anime di mata para fans kaiju. Namun juga tanda kecintaan Toho yang sekali lagi masih mampu untuk membawakan aura kengerian dari raja para monster tersebut lengkap dengan aspek sentimetil seperti soundtrack klasik misalnya ... Hal yang tidak dimiliki oleh trilogi sebelumnya.