Backdrop poster for First Love (2022)
First Love (2022)
Poster for First Love
Saya memang tidak pandai, bahkan tidak memiliki pengalaman sedikitpun tentang cinta. Tapi dari yang ku pelajari melalui film, cinta pertama akan selalu menjadi luka manis yang menyakitkan — memori yang tidak akan pernah terlupakan. Bagaimana jika kamu diberi kesempatan kedua untuk menebus kesalahanmu pada "cinta pertamamu"? Kira-kira itulah yang ditawarkan First Love: Hatsukoi kepada kita. Ini akan mengikuti kisah cinta pertama dan apa yang terjadi selama dua puluh tahun. Ala-ala Our Beloved Summer gitu. First Love: Hatsukoi, namanya sendiri diambil dari dua lagu populernya Hikari Utada, yaitu First Love dan Hatsukoi. Kedua lagu itu yang menciptakan dan membuat Drama ini ada. Ceritanya akan dibagi menjadi dua. Masa lalu dan masa kini. Lagu "First Love" akan membangun pondasi untuk kejadian di masa lalu. Seperti yang ada dalam liriknya: "Kau kan selalu jadi cintaku. Walaupun suatu saat nanti ku jatuh cinta pada yang lain. Selalu ku ingat cinta yang kau ajarkan. Kau selalu akan menjadi satu-satunya. Sekarang dan selamanya kau masih satu-satunya". Sedangkan lagu "Hatsukoi" akan menemani masa duapuluh tahun kemudian, dengan segala kenangan, penyesalan, rasa rindu, renungan, dan rasa ingin kembali. Seperti yang ada dalam liriknya: "Segala sesuatu yang aku rindukan, aku bisa melihatnya, di suatu tempat dimana tanganku bisa mencapainya. Tidak mungkin aku tidak mengejarnya. Apakah itu hak untuk melakukannya? Tidak ada yang tau jawabannya Sesungguhnya, tidak ada yang dilakukan" Saat pertama liat Hikari Mitsushima, aku langsung jatuh cinta pada akting dan visual sederhananya. Apalagi saat dia memakai seragam untuk bekerja menjadi supir taksi. Alurnya maju-mundur, dan sekenarionya dibuat tidak beraturan, terutama untuk kejadian dimasa lalu. kejadian-kejadian pentingnya diperlihatkan secara perlahan, satu-persatu, dan tidak dilibas habis dalam satu atau dua episode saja. Audience perlahan dibuat penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka sebelum 20 tahun kedepan. Dan konsistenitas itu tetap terjaga sampai akhir. Mulai dari hilangnya ingatan, pilot, perpisahan. Elemen-elemen itu yang membuat kisah Slice of life-nya jadi jauh lebih kuat. Jika Our Beloved Summer hanya mengulik kedua karakter selama 20 tahun kedepan. First Love: Hatsukoi lebih daripada itu. Problematika kehidupan, perasaan, pekerjaan, pertemanan. Semuanya lebih lebar, luas, dan panjang. Bedanya lagi, si cewe dibuat menjadi janda anak satu. Hayolo, kurang greget apa coba. Yang ku tau, Dramanya berjalan sangat lambat. Tapi karna kisahnya dibagi menjadi dua bagian, tidak terasa bosan sama sekali. Ini seperti slow burn dalam percintaan. Narasinya oke banget, ini bukan tipikal romance lebay yang bikin klepek-klepek ala K-drama. Tapi lebih nyata dan apa adanya. Tipe romansa yang aku cari, karna rasa bapernya dibuat oleh asmofer dan narasi yang menusuk. Tidak berlebihan sama sekali, itu mantap. Seharunya drama ini udah komplit dan berakhir disitu, tanpa penambahan plot klo "pertemuan pertama mereka tidak sesimpel itu". Yuri Kanciku seperti ingin menjelaskan bahwa pertemuan mereka bukan karna takdir, melainkan mengejar takdir. Seharusnya tidak usah ditegaskan, kita udh ngerti kok. Sayang aja, justru plot seklise itu harus ada disini. Mungkin mereka ingin memasukkan lirik ini menjadi sebuah plot: "Aku membutuhkanmu, aku membutuhkanmu. Jika aku belum pernah bertemu denganmu, Aku tidak berpikir bahwa ada orang lain yang akan menuntunku. Jika aku tidak pernah bertemu denganmu, Aku berpikir bahwa aku mungkin masih akan menjalani hidupku, tanpa mengetahui mengapa aku dilahirkan." Liriknya emang sangat menyentuh, tapi menambahkan itu kedalam sekenario, menurutku gatot, alias gagal total.

Loading
Loading